Pengusaha Uang RI Bisik Kering, Ternyata Parkir Ada di Sini


Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berperan sebagai intermediasi bank. Ia yakin bank mencari terlalu banyak keamanan dengan menaruh banyak dananya ke surat berharga. Sementara itu, katanya, para pedagang melaporkan bahwa arus kas saat ini sedang mengering.

Hal itu diumumkan pada rapat tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada Rabu (29/11/2023). Menurut dia, hal itu terindikasi terjadi akibat pembelian instrumen yang diterbitkan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

Saya menghimbau kepada seluruh perbankan untuk berhati-hati dan berhati-hati, namun mohon dukung lebih banyak penyaluran kredit, terutama untuk usaha kecil dan menengah, kata Jokowi seperti dikutip, Sabtu (9/12/2023).

“Bisa jadi terlalu banyak yang digunakan untuk membeli SBN atau terlalu banyak untuk membeli SRBI atau SVBI. Jadi ke sektor riil kurang,” imbuhnya.

Kredit bank swasta yang lambat

Berdasarkan statistik Kantor Jasa Keuangan (OJK), surat berharga yang dimiliki perbankan bernilai Rp 1.889,7 triliun per September 2023, meningkat secara year-on-year sebesar 3,59%. Pada periode yang sama, kredit yang disalurkan perbankan kepada pihak ketiga tumbuh lebih tinggi atau sebesar 8,96% secara tahunan menjadi Rp6.837,3 triliun.

Namun jika dicermati, pertumbuhan surat berharga bank-bank swasta nasional hampir sama dengan pertumbuhan kredit kepada pihak ketiga. Sejak September 2023, surat berharga meningkat 7,15% per tahun, sedangkan pinjaman meningkat 7,84% per tahun.

Demikian pula, cabang bank asing lebih memilih menginvestasikan dananya pada surat berharga. Hal ini terlihat dari pertumbuhan surat berharga sebesar 35,79% year-on-year, di saat kredit mengalami penurunan sebesar 4,71% per tahun.

READ  Darurat Pasar Modal China, Asing Tarik Rp 25,01T

Berbeda dengan bank-bank BUMN yang pertumbuhan kreditnya 10,98% year-on-year dan surat berharga turun 2,38% year-on-year.

Direktur Eksekutif Pengawasan Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan setiap bank memiliki selera risiko yang berbeda-beda. “Kami melihat positioning portofolio dan pengelolaan likuiditas juga berbeda,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, bank tidak lepas dari fungsi utamanya yaitu menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali.

Kendati demikian, OJK juga mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit khususnya kepada UKM. “Saya pikir bank mempunyai tanggung jawab seperti itu,” katanya.

Sementara itu, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, penyaluran pinjaman perbankan akan disesuaikan dengan kondisi perekonomian. Saat ini, roda perekonomian berputar lambat akibat tingginya suku bunga dan tekanan inflasi.

Pedoman penyaluran kredit secara aktif tentunya harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dan pemberian kredit yang sehat, terutama di tengah situasi perekonomian yang belum sepenuhnya membaik, ujarnya kepada CNBC Indonesia.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Batas Maksimum QRIS Rp 10 Juta, BI: Boleh Naik!

(anak perempuan)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *